Jakarta, CNBC Indonesia – Suhu udara yang memanas kembali terjadi tahun ini. Bahkan, kemungkinan akan melampaui ambang batas temperatur pada Perjanjian Iklim Paris, yakni 1,5 derajat celcius.
Copernicus, badan iklim Eropa, memperkirakan 2024 akan lebih panas dari tahun sebelumnya. Bulan Januari disebut juga menjadi lebih hangat.
Wakil Direktur Copernicus, Samantha Burgess menjelaskan bulan ini kemungkinan akan melebihi ambang 1,5 derajat celcius untuk pertama kalinya dalam setahun.
Panas ekstrem berdampak besar pada banyak tempat di dunia. Termasuk menyebabkan cuaca ekstrem, seperti kekeringan, hujan lebat, hingga kebakaran hutan.
Burgess mengingatkan tujuan ditetapkan ambang batas 1,5 derajat celcius di Perjanjian Iklim Paris harus tetap dilakukan. Dengan begitu, diharapkan bisa menghindari risiko di masa depan.
“Pilihan-pilihan ini tidak berdampak pada Anda dan saya, namun pada anak dan cucu kita,” kata Burgess, dikutip dari AP News, Senin (15/1/2024).
Tahun 2023 dinobatkan jadi tahun terpanas sepanjang sejarah. Suhu global tercatat rata-rata mencapai 1,48 derajat celcius dibandingkan pada masa pra-industri.
Catatan Copernicus, suhu rata-rata global tahun lalu sekitar seperenam derajat celcius lebih hangat dari 2016.
Rekor suhu terpanas terjadi selama tujuh bulan, dari Juni hingga Desember. “Ini bukan hanya satu musim atau satu bulan, itu luar biasa selama lebih dari setengah tahun,” ungkapnya. https://masurip.org/